Baru-baru ini Mr.Gigi semakin banyak belajar dengan seorang japanese. Seseorang yang dikenal ketika dahulu melancong (gile bahasanya..) singkat ke negeri jiran. Ia seorang aktivis kepemudaan, lingkungan, bermata cukup sipit, jago brick dance, fasih berbahasa inggris, dan seseorang yang akan selalu mempunyai anggapan bahwa "seorang japanese bukan tidak bisa berbahasa Inggris, mereka hanya tidak PD dalam hal tersebut" JAPANESE I
Orang kedua yang memberikan inspirasi adalah seorang professor di bidang kedokteran yang tentunya berdarah, tinggal, dan berbahasa Jepang. Professor ini diundang dan diberangkatkan khusus dari Jepang untuk menyampaikan pemaparan ilmiahnya di suatu seminar kaliber nasional di bidang kedokteran. Waktu itu Mr.Gigi berkesempatan jadi penanggung jawab pangung, jadi bisa beberapa kali berbicara dengan Sang professor yang bernama Yukio. JAPANESE II.
Cape emang, tapi worthed.
Scene #1. Pemberian kartu nama (JAPANESE I)
Ia datang menghampiri kumpulan Indonesian di suatu meja taman. Seketika mengeluarkan dompet serta kartu namanya. Memperkenalkan diri dan memberikan sebuah kartu minimalis ke masing-masing orang dengan kedua tangannya. Saya menerima dengan kedua tangan dan membacanya beberapa detik sebelum memasukannya ke dompet.
Jauh hari setelah kejadian itu, saya membaca di beberapa artikel bahwa begitulah seharusnya seseorang Japanese menghargai sebuah kartu nama. Jangan hanya menerima dengan satu tangan, apalagi segera memasukkannya tanpa membacanya beberapa detik. Hargailah orang lain seperti menghargai diri kita sendiri. Di masa depan Mr. Gigi percaya hal kecil tersebut akan berpengaruh besar pada bisnis anda.
Scene #2. Kembalinya seorang teman lama (JAPANESE I)
Judul scene kedua emang agak lebay, tapi gapapa lah ya. Scene ini ketika seorang japanese menyapa me-mention saya di salah satu jejaring sosial. Setelah ditranslate ke dalam bahasa Indonesia, ia berkata ".....saya bertemu beberapa orang dari Institut Pertanian Bogor, dunia emang sempit (di Jepang)". Saya kaget bercampur senang, bagaimana ngga. Seseorang yang sudah lama ga ngobrol ato apa apa masih inget sama seseorang yang bahkan baru berkenalan kurang dari 1 minggu. yap! Hal ini harus kita contoh.
Scene #3. Pemberian hadiah (JAPANESE II)
Mr. Gigi kaget, ketika itu acara sudah sampai ke penghujungnya. Sang professor pun diberikan sebuah kenang-kenangan tuk dibawa ke negerinya. Seperti biasa, bingkisan serta beberapa sesi foto dilakukan di akhir acara. Hal yang berbeda adalah beberapa detik setelah menerima bingkisan tersebut, sang prof terlihat dengan semangat kembali ke meja bundarnya dan seketika langsung menarik, merobek bingkisan hingga koyak. Di dalamnya terdapat beberapa makanan dan beberapa langsung dimakan oleh si Prof.
Prof, tu bingkisan ga murah >.<
Setelah bertanya kepada beberapa teman, ternyata memang begitulah cara mereka menghargai pemberian orang lain. Menggunakan ataupun mencicipi sebagian pemberian di depan sang pemberi. Setelah dipikir-pikir iya juga ya, berapa banyak "harta" pemberian yang hanya jadi barang simpanan setelah diberikan. Dengan perlakuan prof tersebut, rasanya puas apalagi si prof juga semangat bener ngancurin tu bingkisan.
Sebenarnya masih banyak sifat-sifat baik yang bangsa lain miliki, tapi kita juga jangan lupa kalau negeri kita punya berjuta sifat-sifat baik lainnya yang ga boleh terkikis oleh arus modernisasi.
Mr. Gigi, pamit ^^
0 comments:
Posting Komentar
Sepatah dua patah kata akan mendekatkan kita ^^