Minggu, 26 Februari 2012

4. Philaharmonic Orchestra (Prague)

Bertahun-tahun yang lalu saya pernah bermimpi berada di salah satu ruang orkestra dimana saya berdiri di tengah puluhan jenis suara alat musik berlalu lalang memanjakan telinga. Alhasil disinilah saya, duduk di tengah salah satu pertunjukan orkestra di kota klasik, Praha


Menjadi seorang pelajar memang penting, penting untuk mendapatkan jutaan kesempatan potongan harga. Khususnya untuk pertunjukkan yang satu ini, potongan harga sebesar 50% diterima cuma-cuma hanya dengan memperlihatkan bahwa saya memiliki ISIC card. Bahkan sang petugas tidak mempertanyakan apakan foto yang di kartu dan diri saya memiliki kemiripan atau tidak. 


Satu syarat yang harus dipenuhi: berpakaian rapi layaknya pengunjung kehormatan suatu acara formal. Saya mungkin terkesan ragu saat itu, saat beberapa pijakan pertama memasuki pintu pertama karena suasana begitu berbeda, suasana yang mewah menyelimuti seluruh ruangan. Layaknya gedung orkestra, balutan klasik memenuhi seluruh gedung dan dipenuhi oleh orang berbalut "bahan". 

Kepuasan tersendiri saya rasakan ketika pertunjukan yang berdurasi 90 menit tersebut dimulai. Cukup sulit menggambarkan apa yang saya alami, namun semoga kata berikutnya dapat sedikit memberikan sketsa. Di awal beberapa pemain musik datang, menempati kursinya masing-masing, diikuti lead violist memimpin permainan musik singkat tuk menyamakan suara, seorang konduktor datang, memberikan salam dan setelahnya suatu yang ajaib terjadi, suara tepuk tangan yang berlangsung lebih dari 3 menit berhenti sejenak. Mereka semua berhenti bertepuk tangan seraya memberikan aba-aba bahwa pertunjukkan akan dimulai. 

Saya melebihi senang berada disana. Tempat duduk, harga, waktu pertunjukkan, waktu pertunjukkan, dan musik semuanya terasa pas bahkan terdapat break setelah satu jam pertama. Waktu 15 menit yang dapat digunakan para penikmat alkohol mencicipi champagne yang khusus dihidangkan secara cuma-cuma. Mungkin champagne adalah teman setia hal yang berbau klasik. 

Sesi kedua mereka mulai menggunakan harpa dan personilnya menjadi lebih banyak, sekitar 7-10 orang lebih banyak dari sebelumnya. Di sesi ini saya mempunyai waktu tuk mengamati bagaimana tiap orang memainkan alat musiknya. Di sisi kanan saya melihat seorang pemain cello berambut putih panjang yang terlihat sangat menikmati tiap aransemen sibelius. Bergerak seiring gerakan tubuh, rambutnya terurai namun tetap menjadi satu bagian yang rapi, dan anggun. Di bagian depan dari "rombongan" Sang lead violist terlihat sangat piawai, dia muda, menghentakkan bahunya lebih banyak dari orang lain, namun tetap seiring dengan musik, sangat menarik tuk diliat, bersama gerakan tersebut ia seakan menyatu dengan musik. Di pimpin oleh seorang konduktor berumur, terlihat bahwa grup ini memang sangat professional dan menghabiskan ribuan jam tuk berlatih. 

Pertunjukan tersebut memang yang pertama, namun semoga bukan yang terakhir. 
Cobalah anda mencobanya satu kali saja, anda akan terbius olehnya :p

4 comments:

Anonim mengatakan...

sama angklung, rasanya beda yaa mas gigilokuning?

Unknown mengatakan...

Beda dong, angkluk lebih okeh!

iraz mengatakan...

waaah... nampaknya pertunjukan Philaharmonic Orchestra nya keren kali yaa mas gigilokuning???
jadii pengen...

Unknown mengatakan...

Coba dulu yang di Jakarta, saya denger okeh juga ^^

Posting Komentar

Sepatah dua patah kata akan mendekatkan kita ^^