Memberikan waktu bagi pikiran untuk bernafas ternyata terbukti efektif mengembalikan beberapa cerita lama yang (mungkin) akan terlupakan di kemudian hari. Ingatan itu anugerah, atau dapat dikatakan harta karun yang dapat terkubur sepanjang masa di dalam sela-sela guratan tipis otak apabila tidak pernah diungkap kembali ke permukaan sadar pemikiran kita. Sama halnya dengan tujuan saya menulis kali ini, sedikit mencitrakan kembali apa yang telah dialami, sekian tahun kebelakang, terhitung mulai dari saat ini. Semoga dapat tercatat dengan baik.
Masa SMP merupakan masa yang luar biasa bagi saya, bukan hanya persahabatannya. Tapi juga karena keberuntungan dan keasyikan yang diberikan. Bayangkan jadwal tiap harinya selalu sama: Masuk pagi jam 7.15, telat, lari mengitari lapangan olahraga layaknya victory run, masuk kelas, lupa mengerjakan PR, dll. Lepas dari semua itu, nilai terjaga dan bisa lulus dengan nilai cukup baik tuk masuk ke tetangga sebelah, salah satu sekolah favorit di seantero kota.Bagaimana tidak dikatakan beruntung, disaat orang-orang bergegas pulang tuk mengerjakan PR atau les, saya malahan asyik menunggu lapangan kosong. Apalagi kalau bukan untuk bermain bola ^^. Tanpa menyesal dan mengurangi semangat orang lain tuk belajar, saya ingin mengatakan: saya cukup beruntung untuk dapat lulus dan "agak" setara dengan para pembelajar hehe..