Sabtu, 29 Oktober 2011

6. St. Nikolai, Hamburg

Gambar di samping adalah salah satu tujuan wisata di Kota Hamburg, Germany. Kalo ga salah ini adalah salah satu menara lonceng yang tertinggi di Hamburg. Kita bisa naek ke atas dan foto seluruh landscape kota dari ketinggian. Wahhh maknyosss! Jangan senang dulu, tentunya dengan sedikit menghibahkan beberapa euro ke loket pembayaran ^^. 

Menariknya, saat Mr. Gigi berkunjung ke tempat ini (sekitar magrib) lonceng berbunyi dan terdengar nyaring sampai ke seantero kota. Namun sialnya, setelah sampai ke menara ini, jam besuk sudah habis >.< dan pengunjung ga bisa naek lagi ke atas. 

St.Nikolai sebenarnya tidak hanya tower ini saja. Ada sisa-sisa gereja di depannya. Di jaman dahulu gereja ini pernah terbakar, namun karena saat itu belum ada peralatan canggih tuk padamkan api jadi sangat amat terlambat untuk memadamkannya. Kalo tidak salah tower ini pun hasil pugaran kembali atau bahkan replika dari yang sudah terbakar jaman dahulu. Nama pembuatnya ada di samping kanan menara ini, namun sayang ingatan saya tidak terlalu kuat untuk mengingatnya ^^

Bila anda berkunjung ke Jerman ato khususnya kota Hamburg, pastikan ke menara lonceng ini. Apalagi kalau bukan karena kesempatan untuk mendapatkan foto seantero kota Hamburg, kota yang sangat nyaman untuk ditinggali, penuh dengan taman dan restoran. Walah hanya menghabiskan 2 hari satu malam di kota ini, namun rasanya sangat nyaman. What a great journey it was!

Bagi yang mau tahu lebih banyak tentang St.Nikolai, cek di sini saja

Jumat, 28 Oktober 2011

5. Developing & developed countries


Ada suatu pengalaman menarik di salah satu kelas management of development dimana kita semua mulai berbicara mengenai developing dan developed countries. Pengalaman yang membuat saya berpikir kembali mengenai sebuah pembangunan. Awalnya sang dosen membuka dengan kata-kata:
Do you know what the difference between developing and developed countries?

Jawaban menarik keluar dari seorang pemuda botak bernama Angelo, seorang Filipina yang sudah 5 tahun kuliah di negeri bohemia. Sedikit pembuat onar, namun tetap menjadi teman terbaik kami semua saat ini. Ia berkata:
It just like me and them, or even us and you all (while pointing to rest of the class which are czech)

Sudah mulai mengarah ke rasisme. Sang dosen tidak mencoba mengganti topik dengan berkelit, ia malah mengatakan Exactly! Beliau menambahkan bahwa ada satu penjelasan yang paling tepat menggambarkan negara berkembang dan negara maju. Inilah yang ia paparkan:
Developed country means, we have small family with long live. Meanwhile, developing one means big family with shorter live!

4. Kindle Fire

Dunia teknologi tablet sedang memanas, lagi-lagi ada sebuah produk yang dijagokan meraup pangsa pasar yang kini dimiliki oleh Ipad. Ialah Kindle Fire, salah satu anggota keluarga Kindle terbaru besutan Amazon yang untuk pertama kalinya mempunyai layar warna dan tentunya capacitive touchscreen. Mari kita lihat bersama-sama ^^

Awalnya Mr.Gigi cukup bingun bagaimana menyebut "benda" ini, haruskah menggunakan sebutan "tablet" atau hanya sekedar "eReader". Soalnya kan kindle beken dikenal sebagai Ebook reader. Tapi untuk kemudahan komunikasi, mari kita sebut ini sebagai tablet karena memang anda bisa membaca, mendengarkan, dan browsing internet dengan ni barang. 

Kindle Fire
Tablet ini sudah menyentuh pasar, hanya saja masih dalam tahap pemesanan di Amazon. Akan mulai dikirim terhitung 15 November 2011. Sayangnya yang bisa mesen baru bisa orang Amrik doang dan entah apakah orang Asia nantinya bisa gunain di negaranya. Jangankan Asia, denger-denger Eropa sekalipun masih harap-harap cemas mengenai ni barang apa bisa masuk ke pasar Eropa atau ngga. Yang pasti setelah masuk pasar Eropa, harganya melambung tinggi. Belum lagi kewajiban penambahan harga barang dengan penambahan VAT (Value Added Tax).

Rabu, 19 Oktober 2011

3. Taman Fitness


Ini satu spot yang menarik bagi seorang Mr.Gigi dikala berkelana ke ibukota negeri teknologi, Jerman. Taman kota ini luas, dilengkapi dengan pepohonan rindang, rumput hijau, danau, lampu taman, lapangan futsal mini, lapangan basket, taman bermain, dan paling menarik adalah taman ini menyediakan spot khusus untuk fitnes! What!!???

(Sebelumnya maaf, Mr.Gigi kurang familiar dengan alat fitness)

Di taman ini ada alat yang seperti di I*novation store bak di tipi - tipi. Kaya semacam ayunan kaki begitulah. Anda tidak perlu membeli, karena sepertinya alat ini gratis. Di bagian lain dari spot ini bisa dilihat bahwa ada papan intruksi. Dari terawangan pribadi (maklum ditulis dengan bahasa sono) artinya tu perlu ada pengawasan khusus dari trainer dan juga ada waktu penggunaannya. Jumat-Minggu kah? Entah.

Tapi satu hal yang pasti, diri ini baru merasa inilah weekend sebenarnya dimana tidak ada pekerjaan yang menyertai dan setiap anggota keluarga dapat tersenyum dengan caranya sendiri-sendiri. ^^

2. Mesin Toilet Umum

Satu hal yang paling mengesalkan dan memalukan kalau kita berjalan-jalan di Eropa (saat kita dalam perjalanan yang "murah", bukan di bus, bukan di kereta "bahn" jerman) adalah menahan buang air kecil/besar. Teruslah menahan sepanjang jalan hingga ada "ruang" leluasa dan bila keasikan menahan, terkadang keinginan itu pun hilang seketika.

Mengapa hal ini begitu sangat menyebalkan? Dikarenakan beberapa alasan. Pertama, harga satu kali masuk toilet seharga satu piring nasi goreng spesial dah lengkap dengan daging dan telor (tentunya ya di Indonesia). Harganya ada yang 50 sen EUR sampai 1 EUR.

Hal kedua yang menambah rasa penasaran adalah WC terkadang susah dicari. Tidak semua stasiun punya dan bahkan untuk WC publik di Jerman, lokasinya dipampang di peta! Saya yakin WC sudah menjadi salah satu kunjungan wisata disini ^^

Hal ketiga yang benar-benar memalukan adalah ketika Mr.Gigi begitu sangat senang bertemu dengan sebuah toilet yang terpampang megah di samping perempatan jalan. Bentuknya hampir mirip dengan yang di foto. Ketika membaca cara pakainya, muka sumringah lantas laun berganti. Tulisannya kok Jerman? Sungguh nasionalisme yang menyulitkan >.<

Tanpa pikir panjang, dicoba lah satu persatu koin dimasukkan. Dan tahukah anda? Pintu toilet ga kebuka juga. Apa yang salah? Tuk kesekian kali otak manusia semakin diperbodoh mesin. Setelah menunggu sekitar 15 menit di luar pintu, barulah tu mesin dapat bekerja setelah ada tuntunan khusus dari seorang teman , ya tentunya setelah kehilangan 50 sen EUR pertama. T.T

Hati-hati kawan.. terkadang mesin dapat menjarah anda. Waspadalah, waspadalah!
Ini Eropa penuh mesin dan kenorakan gw tidak terlalu "welcome" dengan itu >.<

Selasa, 04 Oktober 2011

1. Gunakan Lajur Pada Tempatnya

Hari pertama di Prague, sambil melongo-longo keluar jendela, membidikkan kamera, dan berbicara bahasa tanah air di tengah kalangan kulit putih Mr.Gigi membicarakan berbagai hal, khususnya kebingungan saya mengenai cara bertransportasi disini yang menggunakan tiket. (Ni tiket ada waktunya, tapi maksudnya apa?)

Sejauh perjalanan yang dilalui, jawaban belum juga muncul karena semua orang sibuk menerka apa maksud ni tiket hingga akhirnya.. (yakss) kita terjebak dalam kemacetan di tengah salah satu kota romantis di dunia. Yap..prague

Ada yang menarik dari kemacetan kota ini. Salah satu teman pernah kaget, ketika Mr.Gigi berkata: iya disini juga macet. Iya, kota ini terkadang macet, namun kemacetan yang ada bermakna: Antrian mobil yang tetap berjalan perlahan. Sayangnya di Jakarta tidak begitu >.<