Jumat, 28 Oktober 2011

5. Developing & developed countries


Ada suatu pengalaman menarik di salah satu kelas management of development dimana kita semua mulai berbicara mengenai developing dan developed countries. Pengalaman yang membuat saya berpikir kembali mengenai sebuah pembangunan. Awalnya sang dosen membuka dengan kata-kata:
Do you know what the difference between developing and developed countries?

Jawaban menarik keluar dari seorang pemuda botak bernama Angelo, seorang Filipina yang sudah 5 tahun kuliah di negeri bohemia. Sedikit pembuat onar, namun tetap menjadi teman terbaik kami semua saat ini. Ia berkata:
It just like me and them, or even us and you all (while pointing to rest of the class which are czech)

Sudah mulai mengarah ke rasisme. Sang dosen tidak mencoba mengganti topik dengan berkelit, ia malah mengatakan Exactly! Beliau menambahkan bahwa ada satu penjelasan yang paling tepat menggambarkan negara berkembang dan negara maju. Inilah yang ia paparkan:
Developed country means, we have small family with long live. Meanwhile, developing one means big family with shorter live!
Kalau dipikir-pikir bener juga perkataan tu dosen. Hanya saja kalau pertanyaannya ditambah, apakah hidup lebih lama membuat anda menjadi lebih baik? lebih bahagia? Coba bayangkan apabila anda hidup sampe umur ke-100 dimana gigi sudah semakin menjadi barang langka untuk dipajang, hanya dapat melihat kegelapan di ruangan dengan lampu 60 watt, dan parahnya lagi sulit untuk sekedar mengambil kopi di atas meja. Hal tersebut menjadi salah satu pemikiran yang terkadang menganggu. Bahkan sampai saat ini! 

***

Kelas berlanjut, mendekati waktu akhir perkuliahan teori, ada seorang African mengangkat tangan dan mulai menanyakan pertanyaan yang sangat jitu. Inilah yang ia tanyakan:
I am keep wondering, why would white people or developed countries want to help us? What's their motives?

Ditambah lagi oleh salah satu wanita yang duduk di belakang, seorang yang berasal dari benua yang sama. Ia mengatakan bahwa kehidupan kita saat ini tidak berubah dari dulu atau mungkin bertambah buruk.

Kira-kira motives apa lagi selain politik yang miliki? Apakah mereka ingin membantu? Ataukah hanya untuk kepentingan imej suatu negara? Pertanyaan sampai sekarang belum pernah terjawab karena kelas tersebut diakhiri dengan pernyaatan "sometimes happen" oleh sang dosen dan diikuti oleh jam berakhirnya kelas.

Walaupun itu merupakan kelas pertama, namun benar-benar dapat membuka kembali pikiran Mr.Gigi. Sekarang, diri ini sibuk bertanya apakah development yang selama ini dilakukan memang diperlukan? Hmm let's see...


0 comments:

Posting Komentar

Sepatah dua patah kata akan mendekatkan kita ^^