Rabu, 01 Juni 2011

1. Reaktif vs Proaktif

Simpel & tepat sasaran, seakan dapat mengalahkan tagline acara berita di tv begitulah pencerahan yang saya dapatkan hari ini. Mari kita mulai dengan sebuah pertanyaan: diri manakah yang anda pilih, menjadi seorang yang REAKTIF atau PROAKTIF? Sekilas sulit untuk mencari perbedaan diantara keduanya, bahkan ada beberapa orang yang mungkin tidak mengetahui apa perbedaannya. Mari kita tinjau lebih jauh. 

Pastilah terkadang kita pernah kesal terhadap kelakuan orang lain, pernah juga kita "mengabsen pengisi kebun binatang" akibat mendapatkan nasib buruk, ataupun mungkin kita pernah mencaci seseorang karena tak sengaja menyerempet mobil kita. Semuanya terasa, di dalam sini (baca: hati). Itulah saat kita menjadi REAKTIF, saat segala yang ada dilingkungan kita dapat merubah suasana hati kita dan kitapun membiarkan suasana hati kita tetap seperti itu sepanjang hari. Tidak jarang suasana hati seperti ini akan merusak keseluruhan hari kita.

Berbeda dengan seseorang yang PROAKTIF, saat diserempet, diperlakukan buruk, ataupun kecewa beliau masih dapat berpikir terlebih dahulu sebelum membiarkan emosinya bertindak. Ia tidak membiarkan emosinya menempati kedudukan lebih tinggi dibanding dengan pikiran. Menjadi PROAKTIF bukan berarti tidak dapat marah, hanya saja ia dapat mengatur kemarahannya pada tingkat yang disewajarnya. Tentunya pengaturan tersebut dilakoni oleh pikiran yang tetap dingin di segala suasana. Kitalah yang mengatur diri kita, bukan lingkungan. Dipastikan dengan menjadi seorang PROAKTIF, suasana hati akan lebih tentram dan kegiatan sehari-hari dapat dilakukan dengan lebih baik.

2 comments:

Anonim mengatakan...

nice post! dipikir2 gue sedang pelan2 belajar jadi org yg proaktif ketimbang yg reaktif, :)

Unknown mengatakan...

good for you ^^

Posting Komentar

Sepatah dua patah kata akan mendekatkan kita ^^