Senin, 05 Maret 2012

1. Pembelajaran Tentang Doa

Berulang kali saya utarakan bahwa hidup di Praha seakan menjadi pesantren bagi saya.Waktu berlalu, tanpa disadari titel tersebut bertambah menjadi "pesantren kilat", semenjak roommate berganti menjadi seorang egyptians. Dengannya saya hidup di lingkungan yang lebih dari kondusif tuk belajar lebih mengenai agama yang sudah 22 tahun berdiri beriringan dengan nama, umur, dan status di tanda pengenal yang kami sebut KTP ;p

Di luar kamar, tiap setengah bulan sebuah kelompok pengajian yang diinisiasi oleh sedikitnya 3 orang Indonesian digelar. Pengajian tersebut bukan kegiatan misionaris, hanya murni pemberian pembekalan dan nuansa agamis bagi anak-anak mereka yang tinggal di negeri yang kurang mengenal agama. Di sanalah saya tiap waktunya mendapati pengetahuan baru.

Teringat dua minggu yang lalu, seorang pemberi  materi yang juga seorang dosen salah satu universitas terkenal di Indonesia mengatakan bahwa doa adalah senjata seorang muslim, bahkan junjungan kita pernah berdoa sebelum berperang Badar. Ya Allah menangkanlah umatmu ini atau tidak akan ada lagi manusia di bumi ini yang menjunjungmu.. Perang tersebut menjadi sangat terkenal setelahnya karena dengan ketimpangan jumlah pasukan, kaum muslimin memukul mundur pasukan musuh.

Beberapa menit sebelumnya, saya terduduk sambil sedikit-sedikit menebak apa yang akan disampaikan oleh Bang Hery. Ketika dia telah menyebutkan topik materinya, tetap pikiran ini tidak berhenti bermain. Materi "doa" menjadi sangat pas di telinga, tatkala diri ini memang dilanda banyak tantangan dan kesedihan. Masa itu saya tidak berputus asa, hanya kebingungan bagaimana menanggapi apa yang disajikan Tuhan di hidup ini. Ucapan pertamanya keluar, sangat jarang otak saya begitu fokus terhadap suatu hal.

Hal yang patut diacungi jempol adalah beliau membeberkan semua materinya secara lengkap dan praktikal. Hal yang dengan baik kuingat adalah adanya masa-masa yang mustajab (kesempatan dikabulkan sangat besar) untuk berdoa. Masa-masa seperti : 1.) saat hujan, 2.) sujud terakhir saat sholat, 3.) sebelum salam saat solat, 4.) diantara adzan dan ikomah, 5.) saat hari-hari tertentu, 6.) saat berada di tempat tertentu, 7.) saat setelah sholat. Lihat bagaimana saya fokus saat itu, dengannya saya bisa mengingat dengan lebih baik, mengangguk dan mempraktekkan. 

Ilmu bisa didapat dari mana saja, bahkan di negeri dimana Islam itu minoritas sekalipun.
Aku memujiNya tuk kesekian kali

3 comments:

Anonim mengatakan...

Terima kasih mas gigilokuning untuk berbaginya...

Unknown mengatakan...

Sama-sama bang/mas/mba ^^ terima kasih kunjungannya

Anonim mengatakan...

keren :)

Posting Komentar

Sepatah dua patah kata akan mendekatkan kita ^^