Sabtu, 06 Agustus 2011

2. Saat "Wakil" Negara Minim Wawasan

Indonesia is among the top 3 asia countries which will send their student all over Europe in 2011.

-EM reps for Asia 'n Brunei-

Kata-kata di atas tidak dikutip "plek-plek", tapi setidaknya begitulah kata-kata yang saya ingat ketika beliau mengatakan negara kita termasuk negara yang banyak mengirimkan pelajarnya ke eropa tuk studi. Dengan iringan kata-kata: jumlahnya meningkat tiap tahunnya, serentak saat itu semua hadirin bertepuk tangan. Entah karena gembira ataupun luapan emosi lainnya. Saya yakin setidaknya ada terbersit rasa bangga di hati sebagian pendengar karena beasiswa yang diberikan memang sangat kompetitif.

Mereka itu wakil bangsa, ketika pergi ke negara lain bukan nama diri saja yang tertera di nametag, melainkan hal yang lebih penting lagi yaitu keberadaan garuda di dalam dada.
Menjadi cermin Indonesia di dunia, sudah pastilah bagi mereka.

Namun fakta menganggu pun saya temukan. Melalui diari perjalanan seorang yang pernah merasakah kegiatan serupa, ia menyatakan kesedihannya bahwa kebanyakan Indonesian tidak tahu (atau mungkin kurang tahu) tentang kebudayaannya. Boro-boro memperjuangkan negaranya, memberikan penjelasan kekayaan negaranya pun sulit. Batik yang menjadi kebanggaan Indonesia yang telah bertahun-tahun diperjuangkan hingga kini diakui UNESCO sebagai kekayaan Indonesia pun tidak semua orang bisa menjelaskan asal usulnya, bagaimana itu dibuat, kekayaan ragam corak dan parahnya lagi mungkin menjelaskan apa itu batik ke para bule kerap kali menyulitkan mereka.


blogger-emoticon.blogspot.comblogger-emoticon.blogspot.comblogger-emoticon.blogspot.com

Bagi saya pribadi pernyataan penulis diari tersebut telah membuka pikiran saya. Saya pun tidak jauh berbeda dengan seekor ayam yang tidak tahu apa itu "ayam". Sudah sepatutya saya (mungkin pula kita semua) memberikan perhatian lebih pada kekayaan kita. Apabila tidak bisa memperagakan tarian, lagu, ataupun hal lainnya setidaknya kita mengetahui seperti apakah sejarah dan bagaimana kekayaan tersebut sebenarnya. Janganlah hanya tahu cara menggunakan batik (saya pribadi tidak mau hanya menjelaskan ke si bule bagaimana cara memasangkan batik ke badan T.T).

Sekali lagi perjuangan memang tidak selamanya menggunakan senjata.

0 comments:

Posting Komentar

Sepatah dua patah kata akan mendekatkan kita ^^