Jumat, 08 April 2011

6.Keajaiban Keyakinan (part 1)

Hari ini merupakan hari yang spesial untuk saya. Oleh karena itu saya ingin menceritakan sebuah pengalaman diri yang mudah-mudahan dapat berguna bagi kita semua. Cerita ini merupakan pengalaman mengenai keajaiban keyakinan yang saya alami mulai dari SMP sampai dengan menjadi mahasiswa tingkat IV di salah satu perguruan tinggi negeri di Bogor. Awalnya saya ingin menulis buku saya sendiri dengan mengangkat kisah ini, namun saya berubah pikiran. Jadi, silahkan disimak.

Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Masa SMP merupakan masa peralihan pertama yang secara sadar kita alami, perpindahan terjadi dari SD ke SMP, dari seorang bocah ke remaja yang mulai mencari relung pergaulannya. Menjadi seseorang yang pemalu tidaklah mudah, mempunyai keterbatasan dalam memberikan gagasan, maju ke depan kelas, bahkan memiliki keraguan membeli sebuah kaset di toko seorang diri.  Beruntung, sifat pemalu yang dimiliki dapat sedikit tertutupi dengan hobi bermain bola. Saya pun mendapat beberapa teman.

Ada satu waktu, bila tidak salah adalah saat saya berada di  tingkat satu (mungkin kelas 7 namanya sekarang) bulan-bulan terakhir sekolah, saya mulai menyadari bahwa pertemanan saya tidak meluas dan ada beberapa waktu terkadang teman satu-satunya adalah kesepian itu sendiri. Dari saat itu otak saya pun mulai bekerja ekstra. Saya mengamati bagaimana tingkah laku seseorang, cara mereka bercengkrama, membuat humor, menatap lawan bicaranya, bahkan sampai ke proses bagaimana seorang siswa pria mencoba melakukan pendekatan ke siswa wanita. Ada kenyataan manis yang saya lihat, ternyata mereka yang sering mengobrol cenderung memiliki teman yang lebih banyak dan luas dibanding mereka yang hanya berdiri tanpa mencoba mencuri sapa. Dalam diri, aku memiliki keinginan untuk menjadi seperti mereka.

Aku mulai lebih aktif mengobrol, membuat humor, dan menghabiskan waktu dengan teman. Saat itu, cara yang saya ambil adalah hanya bermain dan menghabiskan waktu dengan orang lain. Pada saat itu persahabatan masih banyak terbatas pada teman-teman sepermainan dan beberapa teman yang saya kenal melalui masa orientasi siswa (MOS). Waktu itu saya beranggapan bahwa saya yakin dapat berbicara dengan lebih baik suatu saat nanti walaupun pada saat itu arahnya memang belum jelas. Jujur sifat pemalu yang berlebihan masih menjadi sifat saya di penghujung masa SMP, namun  hinga kini saya tidak pernah menyesal karena ternyata kepercayaan untuk menjadi pribadi yang lebih baik tidak hilang di kala itu.

...bersambung ke part 2

0 comments:

Posting Komentar

Sepatah dua patah kata akan mendekatkan kita ^^